Pages

Oct 30, 2014

Ketika Saya Jadi Montir Kereta (lagi)

Setelah hampir 1,5 tahun berhenti jadi montir dan sibuk menjadi tukang kue dan sesekali jadi tukang kembang, akhirnya saya (harus) kembali jadi montir kereta (lagi).

Sejenak saya harus mengabaikan burger, cupcake ataupun buket bunga. Saya diharuskan kembali berjuang merangkai cerobong, roda, gerbong serta bagian lainnya untuk menjadi sebuah kereta api, Thomas.
Meskipun sudah beberapa kali merangkai kereta api ini, tapi tetap saja dengan tegas saya katakan "ini tidaklah mudah". Sesuatu yang harus dibuat dengan detail sebanyak itu dan serumit itu sungguh pernah membuatku pusing dan rasa penasaran pun ikut menganggu kualitas tidur. Kegagalan demi kegagalan membuatku hampir saja menyerah. Entah berapa banyak bahan yang terbuang selama masa percobaan. Salah sedikit saja, semuanya bisa berantakan, lempar ke "tempat sampah" dan harus diulangi dari awal. Dan beberapa 'kesalahan' itu sengaja tersimpan sebagai bukti sejarah perjuangan.
Parahnya lagi, ketika semua catatan dan hitungan yang pernah saya buat entah tersembunyi dimana. Lagi (dan lagi) saya harus merencanakan ulang, menghitung ulang, dan mencatat ulang. Kali ini saya pastikan semua tercatat dengan rapi dan tentu saja tersimpan di tempat yang aman sampai tiba saatnya dibutuhkan lagi.

Seperti biasa, setelah menyiapkan "rumus" terbaru, lagkah selanjutnya adalah memindahkan pola tersebut ke kain flanel.
Sebagian pola badan Thomas dan gerbongnya
 

Setelah setiap bagian dibuat, seluruhnya disusun secara hati-hati dan tepat. Karena salah sedikit saja bisa merubah bentuk Thomas yang akan dihasilkan. Untuk itu saya memilih mengerjakan gerbongnya terlebih dahulu karena menurut saya bagian gerbong jauh lebih mudah dibandingkan bagian Thomas.


Selanjutnya mulai membuat badan Thomas. Sebetlnya tidak susah merangkai bagian tubuh Thomas, justru yang lumayan susah adalah membuat detail pintu dan jendela si Thomas. Susah karena ukuran Thomas yang akan saya buat hanya berukuran sekitar 10cm.
Dan setelah semua bagian Thomas beserta gerbongnya telah selesai, langkah selanjutnya adalah mernagkai Thomas bergandengan dengan gerbongnya. Saya sengaja membuat Thomas dan kedua gerbongnya bisa dibongkar pasang.
 
Inilah Thomas generasi keenam yang berhasil saya buat dengan beberapa perbaikan dari generasi sebelumnya.. Replika Thomas flanel ini ditujukan untuk hiasan saja. Sangat tidak disarankan untuk menggunakannya sebagai mainan anak-anak.  

Dan sekali lagi saya bersyukur, meski sudah pernah ditenggelamkan oleh burger, masih ada yang melirik Thomas saya ini. 

Sampai detik ini, saya masih punya PR mencari cara supaya permbuatan Thomas ini lebih sederhana, lebih singkat dan lebih ekonomis.

Salam kreatif,

No comments:

Post a Comment

Speak up your mind ...