Setelah hampir 1,5 tahun berhenti
jadi montir dan sibuk menjadi tukang kue dan sesekali jadi tukang kembang, akhirnya
saya (harus) kembali jadi montir kereta (lagi).
Sejenak saya harus mengabaikan
burger, cupcake ataupun buket bunga. Saya diharuskan kembali berjuang merangkai
cerobong, roda, gerbong serta bagian lainnya untuk menjadi sebuah kereta api,
Thomas.
Meskipun sudah beberapa kali
merangkai kereta api ini, tapi tetap saja dengan tegas saya katakan "ini
tidaklah mudah". Sesuatu yang harus dibuat dengan detail sebanyak itu dan
serumit itu sungguh pernah membuatku pusing dan rasa penasaran pun ikut menganggu
kualitas tidur. Kegagalan demi kegagalan membuatku hampir saja menyerah. Entah
berapa banyak bahan yang terbuang selama masa percobaan. Salah sedikit saja,
semuanya bisa berantakan, lempar ke "tempat sampah" dan harus
diulangi dari awal. Dan beberapa 'kesalahan' itu sengaja tersimpan sebagai
bukti sejarah perjuangan.
Parahnya lagi, ketika semua
catatan dan hitungan yang pernah saya buat entah tersembunyi dimana. Lagi (dan
lagi) saya harus merencanakan ulang, menghitung ulang, dan mencatat ulang. Kali
ini saya pastikan semua tercatat dengan rapi dan tentu saja tersimpan di tempat
yang aman sampai tiba saatnya dibutuhkan lagi.
Seperti biasa, setelah menyiapkan "rumus" terbaru, lagkah selanjutnya adalah memindahkan pola tersebut ke kain flanel.
Sebagian pola badan Thomas dan gerbongnya |
Setelah setiap bagian dibuat, seluruhnya disusun secara hati-hati dan tepat. Karena salah sedikit saja bisa merubah bentuk Thomas yang akan dihasilkan. Untuk itu saya memilih mengerjakan gerbongnya terlebih dahulu karena menurut saya bagian gerbong jauh lebih mudah dibandingkan bagian Thomas.
Selanjutnya mulai membuat badan Thomas. Sebetlnya tidak susah merangkai bagian tubuh Thomas, justru yang lumayan susah adalah membuat detail pintu dan jendela si Thomas. Susah karena ukuran Thomas yang akan saya buat hanya berukuran sekitar 10cm.
Dan setelah semua bagian Thomas beserta gerbongnya telah selesai, langkah selanjutnya adalah mernagkai Thomas bergandengan dengan gerbongnya. Saya sengaja membuat Thomas dan kedua gerbongnya bisa dibongkar pasang.
Inilah Thomas generasi keenam yang berhasil saya buat dengan beberapa perbaikan dari generasi sebelumnya.. Replika Thomas flanel ini ditujukan untuk hiasan saja. Sangat tidak disarankan untuk menggunakannya sebagai mainan anak-anak.
Dan sekali lagi saya bersyukur,
meski sudah pernah ditenggelamkan oleh burger, masih ada yang melirik Thomas
saya ini.
Sampai detik ini, saya masih punya
PR mencari cara supaya permbuatan Thomas ini lebih sederhana, lebih singkat dan
lebih ekonomis.
Salam kreatif,
No comments:
Post a Comment
Speak up your mind ...