Dari membaca judulnya, pasti tau
lah apa yang akan saya tulis di sini. Ya, Doraemon! Sebenarnya ini adalah
cerita lama, tetapi baru sekarang saya publikasikan.
Siapa sih yang tidak kenal
Doraemon? Robot kucing berwarna biru yang berasal dari abad 21 ini sangat
populer. Robot kucing gendut lucu yang
memiliki sebuah kantong ajaib dan bisa mengeluarkan aneka macam perlatan canggih dari masa depan.
Dia sangat loyal kepada sahabatnya, Nobita. Apapun yang diinginkan sahabatnya,
Doraemon selalu siap membantu dengan perlatan yang dimilikinya. Meskipun
terkadang Nobita menyalahgunakan kepercayaan Doraemon.
Ya sudah, cukup membahas mereka. Lanjut ke topik yang sebenarnya. Seorang teman
meminta saya untuk membuatkan gantungan kunci Doraemon. Tak tanggung-tanggung,
dia meminta Doraemon Wisuda. Hmm, baiklah saya akan berusaha.
Setelah saya menerima 'tantangan'
itu, saya harus memutar otak. Doraemon Wisuda? Berarti Doraemon harus memakai
toga dong..., jubah dan topi yang warnanya hitam? Sepertinya tidak Doraemon
seperti itu tidaklah menarik. Akhirnya saya kembali bernegosiasi dengan Nita.
Saya tawarkan Doraemon-nya tidak usah pakai jubah, cukup topi wisuda saja.
Kenapa? Meskipun wajah terlihat, namun badan Doraemon dengan kantong ajaib yang
identik dengannya tidak akan nampak, bukan? Syukurlah, Nita menyetujuinya.
Langkah selanjutnya, mencari pola.
Dan ternyata susah sekali mendapatkan pola Doraemon 3D. Minta tolong pada
Google dan bertanya pada teman tak mendapatkan hasil. Kebanyakan pola yang ada
versi flat (2D). Apa boleh buat, sudah terlanjur terima tantangan, harus
diselesaikan.
Saya mengumpulkan gambar Doraemon
dengan berbagai pose. Saya amati gambar tersebut sembari membayangkan bentuk
Doraemon 3D utuh. Saya teringat dulu waktu saya pernah memiliki boneka
Doraemon. Andai saja saat ini boneka tersebut masih ada, mungkin bisa sedikit
membantu saya. Akhirnya saya kembali ke Google. Mencoba mencari pola boneka
Doraemon, dan lagi-lagi saya kurang beruntung. Saya tidak menemukan pola itu,
tetapi saya menemukan foto sebuah boneka dengan berbagai posisi, depan, samping
dan belakang. Dari foto itulah saya mulai mencoba membuat pola. Saya bagi
Doraemon menjadi 2 bagian utama.
Bagian pertama, kepala Doraemon.
Kepala Doraemon memang hampir
bulat seperti bola. Membuat kepala Doraemon dengan cara membuat bulatan (seperti
saat membuat jeruk) memang mudah. Tetapi ternyata susah membentuk wajahnya. Cara
ini saya tinggalkan. Selama 3 hari saya mencoba membuat pola kepala Doraemon. Mencoba
membagi kepala menjadi beberapa bagian seperti saat membuat pinguin. Dan pada
hari ke 4, setelah menghabiskan banyak kain, saya akhirnya berhasil.
Bagian kedua, badan Doraemon.
Badan doraemon pendek dan perutnya
agak gendut. Tangan dan kakinya juga pendek. Dengan 2 potongan pola saja (depan
dan belakang), saya tidak berhasil membentuk badan yang seperti itu. Akhirnya
saya membuat 4 potongan pola untuk badannya. Hasilnya lebih bagus dari
sebelumnya, namun lagi-lagi saya kurang puas. Ternyata setelah saya coba
menggabungkannya dengan bagian kepala, Doraemon justru mirip Ade Rai. Badannya
besar dan lebar. (Fotonya menyusul ya, belum ketemu file-nya. )
Bongkar lagi, coba lagi, bongkar lagi, coba lagi. Akhirnya
berhasil juga membuat badan doraemon proporsional. Alhamdulillah
Meskipun saya berhasil membuat
Doraemon dengan tubuh proporsional, masih saja ada yang membuat saya tidak
puas. Warna. Saya kesulitan mencari warna yang benar-benar sesuai dengan warna
asli Doraemon. Syukurlah, Nita memakluminya. Katanya yang penting bentuknya
sudah mirip Doraemon.
Bagian terakhir memasang topi
toga. Sangat mudah jika dibandingkan perjuangan saya membuat kepala atau badan
Doraemon. Setelah selesai, jadinya seperti ini.
Coba perhatikan, Doraemon versi
saya berwarna biru muda. Bagian kaki (sepatu) sepertinya kurang bagus dan harus
diperbaiki. Sepatunya terlihat kurang berisi dan kaku. Meski masih banyak
kekurangan, tetap suka melihat hasilnya.