Pagi itu, seperti biasanya sebelum
melakukan rutinitas jahit-menjahit, saya buka Facebook. Biasa lah, cek
sana-sini, balas komen, balas inbox dari penggemar atau calon costumer dan hal lainnya
seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang.
Akhirnya sampailah ke sebuah pesan
dari seorang teman lama. Kurang lebih seperti ini isinya
"Mbak, bisa buatin box hias? Aku mau di atas box ada
Vespa oranye dan sepasang pengantin.. Bisa ya..?"
Selesai membaca, aku terdiam
sejenak. Mencoba membayangkan permintaan teman ku itu. Lalu dengan ragu-ragu
aku menyentuh keyboard itu.
"Buat dipakai kapan?? Saya coba dulu ya.."
Beberapa menit kemudian, teman ku membalas
" Masih lama kok mbak, buat dipakai tanggal 1 Juli "
Aku lirik itu kalender di sebelah monitor.
Hah! Sekarang hari Rabu tanggal 20 Juni. Dan tanggal
1 Juli itu hari Minggu.
Saya komat-kamit sejenak di depan
monitor. Itu artinya saya harus menyelesaikan box itu maximal 1 minggu dan harus segera mengirimnya mengingat
waktunya sangat mepet. Belum lagi kalau expedisi/pak posnya terlambat, kacau
jadinya.
Akhirnya dengan berat jari-jari
ini mengetik balasan meskipun sebenarnya kurang yakin.
" Oke La, saya usahakan ya.. Ini serba perdana, maaf ya kalau nanti hasilnya kurang memuaskan...
'' Ah, buatan mbak pasti bagus.. oke aku tunggu ya mbak...''
Saya menghela nafas agak panjang dan mulai berpikir apa yang harus saya lakukan dengan boneka?? Lalu Vespa ??? Pusing??? IYA.. Tapi sudah terlanjur janji, harus ditepati lah yaa...
Pertama, tentukan tema.
Mulai memikirkan tema apa yang cocok untuk box, Vespa dan sepasang pengantin. Aha!! Taman, menurut saya tema yang paling mudah di buat. Selanjutnya adalah membuat box-nya. karena ini bagian yang paling mudah. Hehe.. Saya membuat box dari karton teabl 2mm dengan ukuran box 15x15x7 cm. Kenapa? Disesuaikan dengan request, box tidak terlalu besar tapi bisa dipakai untuk wadah dan yang paing penting tidak ribet saat di bawa ke acara kawinan. Itu pesan teman saya.. Box hanya saya hias menggunakan flanel warna hijau (seolah padang rumput) dan dikelilingi dangan pagar kayu. Dan di beberapa sisi padang rumput itu ada tanaman bunga warna-warni. Selesai! Super simpel!
Selanjutnya, Vespa orens.....
Vespa?? Iya, saya tahu Vespa seperti apa bentuknya. Kebetulan di rumah ada sebuah Vespa dan tetangga saya juga ada yang punya Vespa. Tpi kalau Vespa 3D dari flanel?? Sama sekali belum pernah melihat, apalagi membuat! Pusing lagi.. Browsing di internet mencari contekan pola 3D, susahnyaaa. Versi 2D alias flat alias hanya dari salah satu sisi saja sih banyak ya... Lalu...? Ya sudah, nekad daripada kelamaan cari tutorial, akhirnya mencoba buat sendiri Vespa versi saya. Modal saya cuma gambar Vespa versi asli dan gambar lain yang saya temukan di internet.
Pertama, tentukan tema.
Mulai memikirkan tema apa yang cocok untuk box, Vespa dan sepasang pengantin. Aha!! Taman, menurut saya tema yang paling mudah di buat. Selanjutnya adalah membuat box-nya. karena ini bagian yang paling mudah. Hehe.. Saya membuat box dari karton teabl 2mm dengan ukuran box 15x15x7 cm. Kenapa? Disesuaikan dengan request, box tidak terlalu besar tapi bisa dipakai untuk wadah dan yang paing penting tidak ribet saat di bawa ke acara kawinan. Itu pesan teman saya.. Box hanya saya hias menggunakan flanel warna hijau (seolah padang rumput) dan dikelilingi dangan pagar kayu. Dan di beberapa sisi padang rumput itu ada tanaman bunga warna-warni. Selesai! Super simpel!
Selanjutnya, Vespa orens.....
Vespa?? Iya, saya tahu Vespa seperti apa bentuknya. Kebetulan di rumah ada sebuah Vespa dan tetangga saya juga ada yang punya Vespa. Tpi kalau Vespa 3D dari flanel?? Sama sekali belum pernah melihat, apalagi membuat! Pusing lagi.. Browsing di internet mencari contekan pola 3D, susahnyaaa. Versi 2D alias flat alias hanya dari salah satu sisi saja sih banyak ya... Lalu...? Ya sudah, nekad daripada kelamaan cari tutorial, akhirnya mencoba buat sendiri Vespa versi saya. Modal saya cuma gambar Vespa versi asli dan gambar lain yang saya temukan di internet.
dan seperti inilah bentuk Vespa perdana saya tanpa contekan pola. Dn tidak langsung berhasil dalam sekali percobaan. Saya mencoba 3x sampai akhirnya ketemu hasil seperti di bawah ini. ** terpaksa bersandar di box UHU karena tidak saya beri penyangga **
Selanjutnya, BONEKA....
Sejujurnya, boneka itu gampang-gampang susah bai saya. Gampang, karena ada banyak pola tersebar gratis di internet. Susahnya, ini baru pertama kali dan waktunya mepet!! Tak mau buang waktu, langsung saja diproses boneka pengantinnya dengan modal pola yang ada di internet. Gunting, jahit selesai boneka ukuran 10cm. Eh, belum selesai kaena harus buat baju. dan ternyata membuat expresi wajah bukan keahlian saya. Jdinya, expresi si pengantin standar saja. Saya pikir sudah selesai sampai di sini.Ternyata saya lupa, kalau si pengantin itu bakalan naik Vespa! Berpikir lagi bagaimana caranya bagian kaki mereka gak kaku dan bisa terlihat bagus saat digabungkan dengan bagian lainnya. yah, terpaksa buat boneka barulagi dengan kaki yang bisa sedikit ditekuk.
Hasilnya.. saya bilang jujur, kurang bagus, biasa saja dan kurang maksimal... (foto burem pula! >_< )
Selanjutnya...
Setelah seluruh bagian selesai saya kerjakan, saatnya menggabung menjadi satu bagian utuh sesuai tema. Vespa saya posisikan tepat di tengah-tengah box yang sudah saya lapis dengan kain flanel abu-abu. (Ceritanya si Vepsa nongkrong di jalan taman. hehe). Saya pastikan si Vespa orens itu terpasang dengan sempurna, tidak goyang sehingga tidak mudah lepas atu rusak saat di perjalalanan. Saya tes dengan guncangan ke kiri ke kanan serta jungkir balik. Aman... Berlanjut ke boneka pengantin. Saya pasang persis sesuai request, berboncengan di atas Vespa. Oh ya, sebelumnya teman saya meminta supaya si mempelai lelaki memakai helm, tapi karena teman cukup mengerti betapa repotnya saya, akhirnya dibatalkan (fiuhh ). Sekali lagi saya lakukan tes gempa, goncangan kiri kanan jungkir balik. Aman..!!
Seanjutnya... Urusan packing sebelum dikirim ke alamat tujuan.
Sempat bingung, meskipun sudah lolos uji gempa, saya masih (sangat) kuatir kalau si kurir dengan seenak hatinya melempar paket saya, Lalu saya putuskan untuk melindungi bagian Vespa dan si pengantin seperti ini (terinspirasi dari cara pengemasan lampu).
Setelah saya bungkus dengan bentuk seperti di atas, baru saya masukkan ke dalam kardus lain. Sekali lagi dilakukan tes 'gempa' dan saya nyatakan aman dan semoga tetap aman selama di perjalanan, selamaysampai tujuan.
Hri berikutnya saya kirimkan paket itu dengan jasa pak pos. Karena hari itu sudah hari Kamis dan paket harus sudah diterima maksimal hari Sabtu, saya putuskan memakai jasa express. Saya serahkan paket itu ke petugas (dengn rasa harap-harap cemas) dan Bismillah... Syukur alhamdulillah, Jumat sore, teman sayasudah konfirmasi bahwa paket sudah di terima dengan selamat sampai tujuan. Teman saya sangat menyukainya (terutama anak lelakinya, katanya ingin dibuat mainan.. hadooh...). Alaamdulillah.. alhamdulillah,,,
NOTE : Segala sesuatu yang baru pertama dilakukan itu memang susah. Awalnya dari 'bisa' itu karena 'terpaksa' lalu menjadi 'terbiasa'. Merasa tidak mampu melakukan sesuatu hal yang baru itu lumrah, tapi jangalah jadi kebiasaan. Yakinlah pasti kamu bisa, meskipun hasil yang akan kamu peroleh belum atau tidak sesuai dengan harapan awal. Ambil sisi positifnya, kamu dapat pengalaman baru, pelajaran baru yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan atau erubahan di masa datang.
Salam kreatif,